Kamis, 17 Agustus 2023

Melindungi Kedaulatan Negara melalui Technological Sovereign



Pernah dengar tentang technological sovereignty? Istilah ini mungkin agak asing karena belum terlalu banyak digunakan. Technological sovereignty adalah tentang bagaimana suatu negara menggunakan teknologi agar sesuai dengan hukum dan  kepentingannya sendiri.

Belakangan ini, rancangan aturan baru tentang Publisher Rights atau Hak Penerbit yang dibuat oleh presiden sedang jadi perbincangan di internet, terutama bagi wartawan, pembuat konten, dan platform online seperti Google dan Facebook. 

Pemerintah ingin membuat aturan ini supaya berita yang muncul di platform online mendukung jurnalisme yang baik, demokratis, dan menghargai keragaman. Selain itu, mereka juga ingin pastikan perusahaan media mendapatkan keuntungan dari berita mereka yang tampil di platform online. Praktik yang dilakukan oleh pemerintah ini dapat disebut sebagai salah satu usaha untuk mewujudkan technological sovereignty atau kedaulatan teknologi agar sesuai dengan hukum dan kepentingan suatu negara.

Nah, di artikel ini kita akan membahas tentang technological sovereignty, termasuk contohnya dari beberapa negara, dan juga bagaimana ini diterapkan dalam sistem keamanan..

Apa Itu Technological Sovereignty?

Technological sovereignty atau kedaulatan teknologi adalah tentang bagaimana teknologi dimanfaatkan sesuai dengan hukum dan kepentingan negara itu sendiri. Ide ini bisa berkaitan dengan hak negara atas data atau informasi, artinya informasi tentang manusia atau hal lainnya yang diubah menjadi digital dan disimpan dalam komputer bisa dimanfaatkan sesuai dengan tujuan negara tersebut..

Mengapa kedaulatan teknologi menjadi isu yang penting? Salah satu faktor yang memicu kesadaran tentang isu ini adalah pengakuan Edward Snowden soal apa yang dilakukan badan keamanan nasional Amerika Serikat, National Security Agency. Mereka mengumpulkan data-data pengguna internet dari beberapa perusahaan internet Amerika Serikat melalui program mata-mata PRISM.

Pengakuan ini membuat banyak negara menjadi marah, termasuk juga negara-negara yang terkenal dekat dengan Amerika Serikat. Pengakuan ini juga mengajarkan tentang bagaimana data pribadi di internet bisa disalahgunakan buat kepentingan tertentu.

Contoh Technological Sovereign di Berbagai Negara

Sampai saat ini, beberapa negara sudah sudah mewujudkan technological sovereign seperti memberlakukan aturan soal publisher rights.Di Uni Eropa, mereka punya peraturan yang mewajibkan platform online seperti Facebook dan Google harus membayar perusahaan media dari berita-berita yang tampil di platform online. Aturan ini disetujui tahun 2019. Jadi, platform itu harus membayar jika ada berita dari perusahaan media di Uni Eropa muncul di platform online.

Senada dengan Uni Eropa, pemerintah Kanada juga punya aturan yang mirip, yang disebut “C-18 Bill”. Aturan ini mewajibkan platform digital untuk membayar perusahaan media yang beritanya tersebar melalui platform digital tersebut.

Di Australia dan Indonesia, juga sedang menyusun rancangan aturan Publisher Rights untuk jurnalisme yang sejalan dengan kepentingan publik dan membuat perusahaan media juga menikmati keuntungan dari iklan pada berita yang ditampilkan di platform digital.

Selain membuat aturan seperti itu, ada cara lain untuk mencapai technological sovereignty, seperti yang dilakukan di Tiongkok. Pemerintah Tiongkok terkenal karena sensor ketat dan pemblokiran platform digital dari negara-negara barat untuk melindungi kepentingan nasionalnya.

Sebagai alternatifnya, mereka membuat platform digital sendiri seperti Baidu untuk mesin pencarian, Weibo, dan Weixin buat aplikasi serba guna untuk segala macam layanan seperti pesan instan, dompet digital, media sosial, konferensi video, dan platform game.

Technological Sovereign dalam Sistem Keamanan

Technological sovereign dalam konteks sistem dan produk keamanan tentang bagaimana membuat, mengembangkan, serta menggunakan sistem dan produk keamanan yang cocok dengan aturan dan kepentingannya. Konsep ini sangat penting karena kita semakin bergantungnya dengan teknologi untuk mengamankan diri dan harta benda di dalamnya.

Seperti yang sudah dijelaskan di artikel-artikel Lumbatech sebelumnya, salah satu cara menyimpan data pengguna di sistem keamanan adalah menggunakan cloud, yang terhubung dengan internet untuk menyimpan data. Walau mudah dan praktis digunakan, data yang disimpan lebih mudah diintip atau dipakai untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. Ini berisiko untuk keamanan.

Technological sovereignty juga bisa dipakai saat pembuatan bagian-bagian dari sistem keamanan, seperti software untuk sistem keamanan. Ini berarti kita bisa membuat sendiri software sistem keamanan tanpa perlu terlalu bergantung kepada pihak lain.

Sahabat Lumba bisa bekerjasama dengan LumbaTech untuk solusi, perangkat, serta jasa instalasi dan setting sistem keamanan untuk berbagai tempat. Sahabat Lumba juga bisa berkonsultasi dengan LumbaTech soal solusi sistem keamanan yang cocok dengan kebutuhan dan situasi di lapangan. LumbaTech selalu berkomitmen bahwa produk dan jasa yang LumbaTech sediakan dapat digunakan dengan nyaman oleh semua kalangan, termasuk disabilitas.

Jika Sahabat Lumba mau tahu lebih lanjut, hubungi tim pemasaran LumbaTech melalui nomor WA 0811 880 901. LumbaTech berkomitmen bahwa Sahabat Lumba yang membeli produk sistem keamanan dari LumbaTech akan mendapatkan produk asli, berkualitas, bisa diandalkan, dan after sales yang baik.

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar